Langsung ke konten utama

Perkembangan karakter anak, mengenali bakatnya dan bagaimana mengarahkannya


Salam Pagi

Diawal bulan yang bahagia ini, sebelumnya saya Ucapkan Minal Aidin Wal Fa Idzin bagi pembaca Muslim Khusunya, Kosong kosong ya Dolor's

 mumpung masih suasana lebaran.
Dalam kesempatan kali ini saya akan share pengalaman kami sekeluarga terutama kalau saya lagi kumpul ama istri n anak. Orang tua nama sih yang tidak gemes liat kelakuan anak - anaknya?. terutama jika anaknya masih "Balita". Anak balita itu ada aja tingkahnya (meski banyak juga orang dewasa yg banyak tingkah. hehehehe) dan pasti mengundang perhatian. mulai lari larian, jungkir balik, loncat loncatan, bersenandung sampai bermain peran. Nah dari tingkah laku tersebut sebenarnya kita bisa langsung tau apa sih bakat anak kita. Anak - anak cenderung akan mengulang, mengulang dan mengulang permainan yang dia sukai. tanpa kita sadari itu menunjukkan bakatnya.  memang sekilas ada kemiripan tingkah laku anak - anak, tapi masing masing anak memiliki kepribadian yang berbeda. karakter yang berbeda dan tentunya bakat yang berbeda pula. Dan bakat ini biasanya mencerminkan karakter seorang anak. 
apa sih karakter itu?  karakter merupakan segenap atau keseluruhan sikap serta sikap dari seseorang yang sifatnya pribadi, dan menggambarkan watak seseorang tersebut. dan karakter seorang anak terbentuk karena banyak faktor.
Pembentukan Karakter Manusia menurut Stephen Covey melalui bukunya 7 Kebiasaan Manusia Yang sangat Efektif menyimpulkan bahwa sebenarnya ada tiga teori utama yang mendasarinya, yaitu :
  1. Determinisme Genetis, pada dasarnya mengatakan kakek-nenek andalah yang bebuat begitu kepada anda. Itulah sebabnya anda memiliki tabiat seperti ini. Kakek-nenek anda mudah marah dan itu ada pada DNA anda. Sifat ini diteruskan dari generasi ke generasi berikutnya dan anda mewarisinya.
  2. Determinisme Psikis, pada dasarnya orangtua andalah yang berbuat begitu kepada anda. Cara pegasuhan anda, pengalaman masa anak-anak anda pada dasarnya membentuk kecenderungan pribadi dan susunan karakter anda. Itulah sebabnya anda takut berdiri di depan banyak orang. Begitulah cara orang tua anda membesarkan anda. Anda merasa sangat bersalah jika anda membuat kesalahan karena anda “ingat jauh di dalam hati tentang penulisan naskah emosional anda ketika anda sangat rentan, lembek dan bergantung. Anda “ingat” hukuman emosional, penolakan, pembandingan dengan orang lain ketika anda tidak berprestasi seperti yang diharapkan.
  3. Determinisme Lingkungan, pada dasarnya mengatakan bos anda berbuat begitu kepada anda – atau pasangan anda, atau anak remaja yang berandal itu, atau situasi ekonomi anda, atau kebijakan nasional. Sesorang atau sesuatu di lingkungan anda betanggungjawab atas situasi anda.
Menurut teori Perkembangan Karakter Determinisme Genetis, jawaban atas pertanyaan, “Mengapa karakter saya seperti ini ?” adalah karena anda memang dilahirkan dengan gen seperti itu. Karakter keras kepala anda itu karena anda adalah orang Batak, bukankah orang batak memang keras kepala ? Sebagai seorang Madura, anda memiliki DNA ngeyel dan gak mau mengalah ! He…he…he… Atau siapa sih yang gak tahu kalo kebanyakan orang cina itu pedagang yang ulet ?
Jika teori Determinisme Psikis yang menjadi jawaban atas kelebihan dan kekurangan kepribadian anda, maka salahkan orang tua anda yang kurang pandai mendidik ketika anda masih kecil. Demikian pula jika dalil Determinisme Lingkungan yang menjadi jawaban atas hidup anda yang serba kekurangan dan jauh dari cukup. Silahkan anda menyalahkan kelahiran anda di negeri Indonesia ini, atau salahkan bos anda yang terlalu pelit dan tidak bisa menghargai karyawannya.
dari wangsit pak de Stephen Covey tadi, kesemua teori Pembentukan Karakter tersebut didasari oleh hukum Stimulus dan Respon atau hukum Rangsangan dan Respon atau bisa juga dikatakan adanya Aksi dan Reaksi. Kita bertindak seperti ini karena ada stimulus atau rangsangan dari luar diri kita. dan faktor terpenting pembentukan karakter kita adalah KEBEBASAN untuk memilih. Dalam kebebasan untuk memilih inilah terdapat anugerah Tuhan yang menjadikan manusia unik. Selain kesadaran diri, kita memiliki imajinasi  kemampuan untuk menciptakan di dalam benak kita di luar ralitas saat ini -.
Kita mempunyai 
suara hati – kesadaran batin yang dalam tentang benar dan salah, tentang prinsip – prinsip yang mengatur perilaku kita, dan pengertian tentang tingkat di mana pikiran dan tindakan kita selaras dengan prinsip – prinsip tersebut -.
Dan kita memiliki 
kehendak bebas – kemampuan untuk bertindak berdasarkan kesadaran diri kita, bebas dari semua pengaruh lain -. Itulah faktor yang membentuk jati diri kita, Kepribadian kita. 
Nah lho… Apa sih kepribadian? 
kepribadian adalah bagian dari diri manusia yang sangat unik dimana kita memiliki kecenderungan yang cukup besar untuk merespon segala sesuatu. Dengan memahami Kepribadian Anak berarti kita telah menyingkat waktu kita untuk menebak-nebak, berusaha mengerti dan memahami anak kita. Kita bisa jauh lebih mudah untuk memahami seseorang anak dengan memperhatikan tipologi kepribadiannya.  Kepribadian ini membagi manusia menjadi empat golongan besar yaitu korelis, sanguin, plegmatis, dan melankolis
  1. Koleris mewakili tipe kepribadian yang tegas dan kemudian cenderung untuk memimpin, yah dia adalah seorang pemimpin yang dilahirkan. Pemimpin yang dilahirkan secara alamiah begitulah koleris. Ciri-cirinya To The Point, dia ingin segala sesuatunya cepat dan dilakukan saat itu juga, dia tidak bertele-tele tetapi pada titik ekstrimnya adalah dia bisa menjadi terlalu dominan dan terlalu mengatur, terlalu mengontrol, sehingga orang lain bisa tidak tahan.Dia ingin segala sesuatunya dilakukan dengan sangat cepat kemudian bisa jadi dia lupa beberapa detail-detail tentang hal penting yang harus dilakukan. Itulah tipe kepribadian koleris yang sejati.  Orang koleris akan berpakaian dengan praktis, simple, tidak mementingkan model pakaian tetapi lebih mementingkan fungsi dari pakaian itu. Dan biasanya orang koleris duduknya sangat tegak sekali dan ketika berjalan sangat tegak dengan kepala terangkat ke atas. Seorang anak yang koleris, biasanya memiliki motivasi yang kuat dari dalam, istilahnya “Kutahu yang kumau”. Jika ingin mengarahkan mereka, tunjukan keuntungan bagi anak jika mereka melakukan hal tersebut. Misalnya, “Jika kamu les bahasa inggris maka mudah bagi kamu untuk memahami aturan dari permainan yang sering papa dan kamu lakukan, masih banyak permainan serupa yang bisa kita mainkan”.
  2. Sanguin adalah orang yang cerah, ceria, bisa mendengar suaranya jauh sebelum melihat orangnya, heboh sekali, dan jika memakai pakaian pakaian biasanya berwarna cerah meriah dengan banyak sekali aksesoris. Orang dengan kepribadian Sanguin senang menjadi pusat perhatian. Jika anda datang ke pesta dan melihat satu orang dikelilingi yang lain, bercerita, semua terhibur dan tertawa, maka orang yang bercerita itulah seorang sanguin. Sanguin adalah pusat perhatian. Jika anda melihat orang sanguin berpakaian cerah warna warni dan banyak aksesoris, dia tidak akan risih dengan itu semua bahkan dia akan suka, karena dengan begitu dia bisa menarik perhatian orang lain. Orang sanguin akan berjalan dengan gayanya yang ceria, dan akan menoleh ke kanan kiri dan melempar banyak senyum kepada orang-orang di sekitarnya. Seorang anak sanguin merupakan anak yang sangat senang sekali bermain dan berkumpul dengan banyak teman-temannya. Senang dengan aktivitas “Outdoor” atau kebersamaan yang menyenangkan. Tentu mudah bagi anda menerjemahkan bahasa saya berkaitan dengan anak sanguin. 
    Tipe koleris dan tipe sanguin adalah tipe yang Ekstrovert, tipe yang terbuka kepada orang. Orang sanguin begitu sangat terbukanya, sehingga bisa cerita tentang banyak hal kepada orang lain dan kemudian bisa dengan mudah melupakannya.
    Orang sanguin dengan begitu mudahnya melupakan janjinya dan juga dengan begitu mudahnya dia akan langsung minta maaf. Orang koleris tidak akan melakukannya, dia akan gengsi untuk minta maaf kepada kita. Tetapi mereka dasarnya adalah orang-orang yang terbuka, orang-orang yang ekstrovert.
  3. Melankolis adalah seorang yang rapi, biasanya tulisannya rajin, rapi, lengkap, detail karena itu jika mereka kuliah catatan mereka biasanya akan dipinjam oleh teman-temannya. Dan kemudian dia akan memiliki gaya dandan yang rapi, tidak ada satu helai pun rambut yang tersisir keluar, semuanya rapi seperti diatur pada tempatnya. Seorang melankolis berpakaian selalu sangat rapi sekali, dimasukkan dan suka warna warna yang memiliki perpaduan warna yang cocok. Jadi tidak akan sembarangan, artinya dia tidak akan memakai bawahan yang berwarna hijau dan kemudian atasnya berwarna kuning cerah. Dia akan mempertimbangkan segala sesuatunya, itulah orang melankolis. Jika memendam sesuatu bisa dipendam sangat lama, ngambeknya bisa sangat lama sekali, tetapi orang melankolis sangat detail, begitu suka dengan data-data dan fakta-fakta. Yah itulah seorang melankolis. Ia begitu ahli di dalam perencanaan dan ahli di dalam analisa. Ciri-ciri anak melankolis yang sangat tampak adalah anak ini sangat teratur, suka kerapian, seringkali kita jumpai mereka adalah anak yang cerdas dan pandai. Anak melankolis sangat suka “mengontrol” semuanya sendiri. Terkadang menentukan pakaian yang akan dipakainya, makan apa sore ini, dan sebagainya. Mereka terkadang suka mengingatkan kita, jika keluar kamar lampu dimatikan, tv atau laptop dimatikan.
  4. Plegmatis adalah kepribadian yang suka melakukan segala sesuatu berdasarkan urutan yang telah diberikan, jika memang sudah begini ya begini tidak usah dipikirin yang lain lagi, yah pokoknya ikuti saja. Itulah plegmatis, tipe pengikut yang setia. Dia bisa tahan duduk berjam-jam melakukan sesuatu berhari-hari, berminggu-minggu dan berbulan-bulan dimana itu tidak mungkin bisa dilakukan oleh seorang yang koleris ataupun seorang sanguin. Mereka tidak akan tahan duduk berjam-jam, berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan melakukan satu hal yang sama berulang-ulang kali. Plegmatis sangat cocok melakukan itu semua, sangat setia dan bisa dipercaya untuk memegang rahasia. Itulah orang plegmatis, mereka sangat mudah diatur mereka sangat toleran.Jika anda punya anak plegmatis, anda bisa mengatakan “Nak sekarang makan ya”, “Ya” kalau anda sibuk, anda bisa mengatakan “Nak, sekarang Mama lagi sibuk ngerumpi, kamu makannya nanti aja ya”, “Iya” anak plegmatis tidak akan menuntut anda. Itu akan sangat berbeda dengan anak koleris “nak makannya nanti ya”, “tidak! Aku maunya sekarang” itulah anak koleris. Anak plegmatis biasanya cenderung diam dan mengalah. Mereka sering menghindari konflik dan seringkali merelakan peralatan tulisnya untuk dipinjam dan tak jarang terkadang merasa “tidak enak” untuk memintanya.
Setelah mengetahui tipologi Kepribadian, satu hal yang perlu kita ketahui adalah tidak ada satupun tipologi kepribadian ini yang lebih baik daripada lainnya. Artinya kita semua mempunyai kadar dari keempat tipologi kepripadian ini. Di dalam diri kita ada unsur melankolis, ada unsur plegmatis, ada unsur koleris dan ada unsur sanguin-nya. Hanya saja di bagian mana kita dominan dan itu yang membentuk kita, itu yang membedakan kita dari yang lainnya.
Terus apa hubunganya teori - teori tadi dengan mengenali bakat anak pak de??
Sabar.. Pertanyaanya adalah "Usia berapa bakat anak bisa dilihat?"
Jawabanya adalah sekitar umur 2 atau 3 tahun bakat seorang anak dapat terlihat. Para orang tua harus jeli dalam melihat perkembangan sang anak. Jangan terlalu banyak melarang anak melakukan sesuatu karena bisa jadi itu menutup penglihatan kita untuk melihat bakat yang ada pada anak.
Bagaimana cara mengenalinya? caranya bisa dengan ini nih....
  1. Cara mengetahui bakat anak yang pertama adalah menggunakan jasa Grafolog. Sobat tahu siapa itu Grafolog? Grafolog adalah orang yang memiliki kemampuan membaca tulisan tangan seseorang. Ilmu yang mempelajari tulisan tangan ini adalah Grafologi. Banyak penelitian yang membahas tentang Grafologi ini dan dipercaya dapat mengetahui minat dan bakat seseoarng dari tulisan tangannya. Jika sobat tertarik menggunakan jasa para grafolog ini, sobat bisa mencari tahunya di Grafologi Indonesia (http://www.grafologiindonesia.com/).
  2. Mengetahui bakat anak yang kedua adalah dengan menggunakan jasa pembaca sidik jari. Sidik jari seseorang dianggap menyimpan informasi yang berguna untuk mengetahui bakat yang dimilikinya. memeriksanya menggunakan finger print dan alat tersebut ditempelkan ke jari dan kemudian akan muncul result tentang sifat, minat, bakat dan lainnya. Namun, tidak ada salahnya jika sobat menggunakan cara ini untuk mengetahui bakat yang ada pada anak.
  3. Nah, ini adalah cara terakhir untuk mengetahui bakat anak namun menurut saya adalah cara yang paling tepat untuk mengetahui bakat anak. Mengapa? karena kita sebagai orang tua akan terjun langsung melihat perkembangan anak dalam memberikan respon terhadap sesuatu yang baru.
    "Ajak anak melakukan hal-hal baru dan perhatikan reaksi yang dia berikan."
    Misalnya, ajak anak bermain piano, bermain bola, menggambar, menari, bernyanyi, bermain gitar atau hal-hal baru lainnya yang ada di lingkungan sekitar sobat. Kemudian lihat reaksinya ketika melakukan permainan-permainan yang telah sobat berikan.
    Jika anak memiliki bakat di suatu bidang tertentu, misalnya bakat di bidang musik (bermain piano), maka anak tersebut akan lebih cepat menangkap, mengerti, menghapal atau memahami pola dalam bermain piano. Keesokan harinya pasti ia akan bertanya, “Kapan lagi bermain piano?” atau “bunda, adek mau main piano lagi”. Nah, disini sobat harus jeli melihat minat dan bakat yang dimiliki oleh anak.
Anak yang berbakat juga bisa mempelajari sesuatu dengan cara berbeda dibanding anak lain. Menurut Dra. Clara Kriswanto, MA, CPBC, psikolog dari Jagadnita Consulting, anak-anak yang berbakat umumnya lebih cepat menguasai bidang tertentu dibanding anak lain, tanpa mengeluarkan usaha keras.“Anak berbakat hanya memerlukan sedikit bantuan dari orang dewasa. Mereka kerap memecahkan masalah dengan caranya sendiri,” 
Anak yang mempunyai bakat biasanya juga mampu memotivasi diri sendiri untuk mempelajari hal-hal yang sangat disukainya. Anak yang senang bermain piano atau berenang tak hanya berlatih saat gurunya datang. Mereka akan berlatih piano atau berenang tanpa disuruh.
bagaimana cara mempertahankan bakat tersebut? Cara yang dilakukan adalah terus-menerus mengasah bakat melalui latihan. Bakat tidak akan berkembang bila tak ada penguat, sehingga kemudian hilang. Selain bakat, mereka juga mempunyai minat terhadap bidang yang digeluti. Adanya minat juga akan menguatkan bakat tersebut. namun sayangnya kadang antara bakat dan minat jarang sekali berjalan beriringan. Nah tugas orang tua jika sudah mengenali bakat anak adalah membangkitkan minatnya, sehingga idealnya antara bakat dan minat berjalan seiring. Berikan support agar bakat terasah. Pahami perkembangan anak. 
hal-hal yang perlu diperhatikan oleh orangtua saat memberikan les untuk anak.
  1. Tidak mengutamakan pencapaian target. Penting diingat bahwa les diberikan sebagai upaya pengenalan kegiatan kepada anak.
  2. Les sebaiknya diberikan oleh guru yang memahami perkembangan anak. Jangan sampai guru memberi hukuman saat anak tidak bisa mengikuti les. semisal saat anak harus les musik, selalu menangis bila sudah sampai di tempat les. Setelah ditilik, rupanya guru les kerap mencubit atau memukul tangan anaknya bila tidak bisa mengikuti instruksi sang guru.
  3. Pastikan anak tetap memiliki waktu yang seimbang untuk bermain dan istirahat.
  4. Jangan memaksakan kehendak kepada anak. Yang harus diutamakan adalah minat anak.
  5. Tetap pantau perkembangan anak.
  6. Upayakan untuk mengembangkan semua aspek kemampuan anak.
Intinya agar Bakat anak berkembang maka Harus ada dukungan dari orangtua maupun lingkungan. Dukungan yang diberikan tak hanya dalam bentuk materi, tetapi juga dukungan moril. Memberikan pujian (tanpa berlebihan dan terlalu sering) saat anak menunjukkan kemampuan juga menjadi bentuk dukungan. Bentuk dukungan juga bisa diberikan dengan tidak membanding-bandingkan anak dengan saudara atau temannya, apalagi sampai mendapat label negatif. Kemudian Tidak berhenti berusaha. Kalau anak tidak berminat, padahal mempunyai bakat di bidang seni atau olahraga, hendaknya orangtua tidak menyerah. Bisa saja anak merasa malas karena terlalu banyak les, hingga kelelahan. Ada baiknya tidak mengikutkan les terlalu banyak bagi anak. Orangtua hendaknya tidak memaksakan kehendak pada anak. Hukuman fisik seperti mencubit atau memukul saat anak tidak berlatih harus dihindari. Hukuman dapat membuat anak tidak tertarik pada kegiatan tersebut. Lalu yang tidak kalah penting Berikan fasilitas yang memadai. Fasilitas yang diberikan tidak harus selalu mahal. Sediakan fasilitas sesuai kemampuan orangtua.
 Demikian sekelumit tulisan ini saya susun. semoga bermanfaat. 
mohon kritik dan sarannya
 
salam
Sacciddananda


Komentar